Media sosial telah menjadi lahan yang subur,
baik untuk hal positif maupun negatif. Sialnya, ada beberapa pihak yang menggunakan media sosial sebagai
lahan untuk meraup keuntungan.
Euforia hadirnya "iPad Baru" diakui mampu memancing
antrian penggemar produk Apple seantero dunia. Mereka tampak berlomba-lomba
melakukan pre-order baik melalui toko maupun online.
Namun, di balik itu
semua, ada para scammer yang siap menyambar ‘kesempatan’ dengan memanfaatkan
momen peluncuran "iPad Baru" melalui jebakan di media sosial.
Hasil penemuan Trend Micro belum lama ini mencatat, scam “iPad
Baru” di media sosial tampil lebih meyakinkan, sehingga pengguna bisa saja
terkecoh. Alih-alih mendapatkan “iPad Baru”, data pribadi Anda yang tercuri.
Modusnya, beberapa pengguna dengan sengaja mem-posting link pada
akun media sosial mereka seperti Facebook. Setelah itu mereka dianjurkan untuk
meningkatkan poin sebagai pengarah untuk meningkatkan kesempatan
memenangkan item tertentu.
Setelah pengguna meng-klik link tersebut, mereka akan
mengunjungi sebuah situs yang akan meminta pengguna untuk memasukkan alamat
email.
Untuk lebih meyakinkan pengguna, halaman tersebut akan
menginformasikan bahwa hanya ada sisa 2 tempat. Dengan demikian emosi pengguna
akan bermain, lantas pengguna memberikan alamat email.
Jika sudah demikian,
pengguna akan diarahkan ke dalam sebuah halaman yang memperlihatkan bagaimana
mekanisme kontes ini berjalan.
Scammer juga akan meminta pengguna untuk mem-posting kembali link
tersebut ke banyak jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instant
Messenger lainnya. Pengguna juga diminta untuk menyalin link tersebut ke blog
pengguna.
Dengan melakukan intruksi ini, tanpa disadari pengguna telah
melakukan phishing dan pada gilirannya telah menjadi spammer sendiri.
“Kepentingan umum di media sosial menjadi alat bantu yang ampuh
bagi kejahatan cyber masuk ke dalamnya, dan mereka telah berulang kali menarik
keuntungan di sini,” ujar Myla Pilao (Direktur Trend Labs, Trend Micro).
“Karenanya pengguna harus selalu cerdas tentang hal-hal yang mereka
temui di online,” imbuh Myla.
Di sinilah, kesadaran menjadi kunci untuk melawan serangan
spammer. Kita sebagai individu perlu lebih proaktif tentang mendidik satu sama
lain dan melindungi privasi kita di internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar