“PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI”
Ø PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Kata teknologi berasal dari bahasa latin yang berakar dari kata textere, yang artinya menyusun atau membangun.
Teknologi adalah Textere menyusun, membangun
Namun pengertian teknologi tidak dapat dibatasi hanya pada penggunaan peralatan mesin, meskipun dalam arti sempit dalam percakapan sehari-hari istilah tersebut sering digunakan.
Teknologi adalah Textere menyusun, membangun
Namun pengertian teknologi tidak dapat dibatasi hanya pada penggunaan peralatan mesin, meskipun dalam arti sempit dalam percakapan sehari-hari istilah tersebut sering digunakan.
Teknologi
merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat
mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat
yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan di antara dua orang atau lebih dalam jarak fisik dengan kelima indera dapat digunakan dan feed back langsung ada di dalamnya.
Teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers,1986).
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan di antara dua orang atau lebih dalam jarak fisik dengan kelima indera dapat digunakan dan feed back langsung ada di dalamnya.
Teknologi komunikasi adalah Peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nialai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers,1986).
Ø SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Perkembangan
teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak pada tahun
1041. Meskipun Johann Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman,
dikenal sebagai orang yang membuat cetak-mencetak menjadi poses yang
jauh lebih cepat dan ekonomis di tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg
ini bercikal dari sebuah penemuan awal alat cetak di Cina pada tahun
1041 tadi.
Seorang
bernama Bi Zheng di Cina diakui secara umum sebagai pencipta
keterampilan cetak-mencetak. Tahun 1041, ia mencetak dokumen-dokumennya
yang pertama dengan menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam
tanah liat dan kemudian dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng
diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298, yang membuat huruf-hurufnya
dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan bahkan surat
kabar.
Sementara
itu, juga di abad ke-19, saat mesin uap mampu menaikkan kecepatan yang
ditempuh kendaraan baik di darat ataupun di laut, dengan jelas muncul
kebutuhan sebuah sarana komunikasi langsung jarak jauh. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang terciptanya
komunikasi secara jelas meski berada pada tempat-tempat yang begitu jauh
dari pandangan mata. Dalam pengertian bahwa komunikasi itu harus lebih
cepat dari kecepatan kapal maupun kilat.
Tahun 1791, Abbe Claude Chappe (1763-1805) menyatukan dua kata menjadi sebuah istilah, telegram optik,
untuk menggambarkan digunakannya sederet menara untuk mengirimkan
sebuah pesan yang kasat mata oleh satu menara dari satu menara
sebelumnya. Sistem Chappe ini membutuhkan 120 menara berjajar yang mampu
mengirimkan sebuah pesan antara Paris dan Laut Tengah dalam waktu
kurang dari satu jam, yang berarti lebih cepat dari kuda tunggang yang
tercepat.
Semua sistem ini bergantung pada sinyal-sinyal yang kasat mata. Telegram merupakan
sebuah terobosan dalam komunikasi karena ini memungkinkan terjadinya
komunikasi instan antara dua orang yang tidak berhadapan muka. Gagasan
untuk mengirimkan pesan-pesan sandi dengan sarana kabel yang
masing-masing mewakili setiap huruf dalam abjad.
Selanjutnya
perkembangan dari telegram ini adalah penemuan yang dilakukan oleh
Michael Faraday (1791-1867) yang mampu membuktikan bahwa getaran-getaran
logam dapat diubah menjadi impuls-impuls listrik. Inilah yang menjadi
cikal-bakal diciptakannya telepon oleh dua orang yang bekerja secara
terpisah di Amerika Serikat. Mereka adalah Alexander Graham Bell
(1847-1922) kelahiran Skotlandia dan Elisha Gray (1835-1901). Sebelum
berkembangnya televisi sebagai media massa, dunia telah lebih dulu
dipikat oleh kemunculan film.
Film
dimasukkan ke dalam kelompok Komunikasi Massa. Selain mengandung aspek
hiburan, juga memuat pesan edukatif. Namun aspek sosial kontrolnya tidak
sekuat pada suratkabar atau mserta televisi yang memang menyiarkan
berita berdasarkan fakta terjadi. Fakta dalam film ditampilkan secara
abstrak, di mana tema cerita bertitik tolak dari fenomena yang terjadi
di tengah masyarakat. Bahkan dalam film, cerita dibuat secara
imajinatif. Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada tahun
1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story of Crime” di Perancis dan Edwar S. Porter membuat film “The Life of an American Fireman” tahun 1992.
Film
yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa ke masa,
film mengalami perkembangan, termasuk soal warna yang semula hitam
putih sekarang sudah berwarna. Namun sekarang ini, film tidak populer
disebut sebagai komunikasi atau media massa, karena media massa lebih
berkonotasi kepada media yang memuat berita yang digarap oleh para
reporter atau wartawan. Film lebih banyak difahami sebagai media hiburan
semata yang diputar di bioskop dan televisi.
Baru
setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang televisi tersebut tampak
dimulai lagi. Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat
beberapa buah pemancar. Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang
mengizinkan serta perkembangan tekhnologi, maka jumlah studio/pemancar
televisi pun meninglat dengan hebatnya.
Pekembangan ini dimulai dari ditemukannya electrische teleskop sebagai
perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang
bernama Paul Nikov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat
ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Akhirnya
Nikov diakui sebagai “Bapak Televisi”.
Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II.
Sekarang
, sudah sekitar 750 stasiun televisi terdapat di negara Paman Sam itu.
Tak heran, bila televisi akhirnya menjadi kebutuhan hidup sehari-hari di
seluruh penjuru AS dan merupakan kekuatan yang luar biasa dalam
komunikasi massa. Lebih dari 75 juta pesawat televisi digunakan secara
tetap.
Pada
tahun 1946, televisi dinikmati sebagai media massa ketika khalayak
dapat menonton siaran Rapat Dewan Keamanan PBB di New York. Dewasa ini,
setiap negara telah mempunyai pemancar televisi. Bahkan melalui parabola
sebagai sambungan satelit, pemirsa dapat menikmati siaran dari luar
negaranya seperti yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian arus berita
dan informasi lewat televisi semakin beragam.
Namun demikian, penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric, menggunakan alat yang sederhana. Sedangkan penyiaran televise secara elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Coorporation.
Semenata di Jerman penyiaran TV pertama kali terjadi pada tanggal 11
Mei 1939. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai
pengahargaan terhadap Paul Nikov.
Televisi
selain menyajikan aspek hiburan, juga menyiarkan berita, yang ada
antaranya bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media
massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga
masing-masing.
Sebagai
media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi
baru berperan selama tiga puluh tahun. ‘Kotak ajaib’ ini sendiri lahir
setelah adanya beberapa penemuan tekhnologi, seperti telepon, telegraf,
fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak) serta rekaman suara.
Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi kini dapat
dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya.
Selang
seabad kemudian, pada malam tanggal 30 oktober 1938, ribuan masyarakat
Amerika panik karena siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk
mars yang mengancam peradaban manusia. Karena belum pernah terjadi maka
serentak seluruh masyarakat Amerika tegang dan kalang kabut.
Akibat
peristiwa tersebut para pakar peneliti sosial tertarik untuk meneliti
masalah tersebut. Karena hal tersebut menggambarkan keperkasaan media
dalam hal mempengaruhi khalayaknya. Karena dengan media orang bisa
berebut kekuasaan dengan mudah seperti yang dilakukan oleh Hitler,
Musolini, dan Lenin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar