Anda pasti sudah tidak asing dengan kera
yang berwarna hitam. Namun kera yang satu ini berbeda dengan kera hitam
yang lain. Kera ini berasal dari Genus Macaca, salah satu genus primata yang memiliki persebaran paling luas didunia. Namun kera yang satu ini adalah hewan asli atau endemik Sulawesi. Nama aslinya adalah Macaca nigra.
Jambul Ala Punk


Perilaku Dan Habitat
Kera endemik Sulawesi ini tergolong
hewan semiboreal. Yang artinya selain menghabiskan waktu di pepohonan,
Yaki juga sering berjalan-jalan di atas tanah. Yaki juga tergolong
diurnal, yaitu mayoritas aktivitasnya dilakukan pada siang hari.
Pada siang hari, Kera Hitam Sulawesi
ini menghabiskan waktunya untuk mencari makan. Makanan Yaki adalah
daun, bunga, biji, umbi, buah-buahan, serangga, molusca serta telur.
Setelah matahari terbenam, Yaki akan kembali ke wilayahnya, dan tidur di
atas pohon bersama dengan kawanannya. Habitat asli Yaki adalah Hutan
Primer, dan pertengahan antara Hutan Primer dan Hutan Sekunder. Karena
di area tersebut masih terdapat banyak pepohonan tinggi dan rimbun, yang
menjadi rumah bagi hewan endemik Sulawesi ini. Sesekali Yaki turun ke
wilayah yang berpenduduk untuk mencari makan.

Dilindungi
Seperti halnya Tarsius tumpara, ‘musuh’ Macaca nigra
selain ular phyton adalah manusia. Populasi Kera Hitam Sulawesi
berkurang drastis mulai tahun 1979, oleh karena perburuan dan pembukaan
lahan. Tercatat jumlah Yaki di Sulawesi Utara sekitar kurang dari 100
ribu ekor (tahun 1998). Dan diperkirakan jumlah tersebut saat ini
berkurang sangat banyak, akibat habitat asli hewan endemik Sulawesi ini
tergusur oleh manusia. Sehingga mulai tahun 2008, Macaca nigra
dinyatakan kedalam daftar hewan yang berstatus Critically Endangered.
Untungnya Anda masih bisa mengunjungi Kera hitam Sulawesi ini di Konservasi Macaca nigra yang berada di Sulawesi Utara. Seperti di Cagar Alam Tangkoko Batuangus, dan Cagar Alam Dua Saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar